-Dengan diluncurkannya program Binjai Smart City yang diadakan Pemko Binjai secara
besar-besaran pada 30 Maret lalu yang menelan anggaran daerah cukup
besar diduga rentan akan tindak korupsi.
“Dugaan manipulasi anggaran yang ada dikegiatan tersebut kemungkinan
besar pasti ada dan jelas akan berujung kepada tindakan korupsi,” pungkas
Ketua Lira Binjai, Ir Eddy Aswari, Sabtu (1/4/17).
Dikatakannya, dalam kegiatan tersebut, seluruh kegiatan di cover oleh
event organizer, mulai sistem komunikasi hingga pengadaan lokasi
(teratak) untuk berlangsungnya acara. Namun, yang harus kita waspadai,
apakah seluruh fasilitas yang digunakan pada acara tersebut seluruhnya
menggunakan anggara Pemko? Bisa saja rekanan seperti BNI, Bank Sumut dan
Telkom terlibat dalam anggaran tersebut.
“Nah, disini kita bisa saja menduga kalau manipulasi anggaran terjadi
dikegiatan ini. Misalnya, diacara itu BNI, Bank Sumut dan Telkom juga
terlibat dan memberikan kontribusi kepada Pemko Binjai, misalnya mereka
menyumbangkan teratak atau lainnya, yang jadi pertanyaan, saat laporan
nanti, apakah anggaran atau sumbangan yang diberikan oleh BNI, Bank
Sumut dan Telkom tidak dimasukan ke anggaran pertanggunjawaban? Bisa
saja itu dimasukan ke anggaran Pemko, jadi seakan-akan pihak BNI, Bank
Sumut dan Telkom tidak ada memberikan sumbangan atau bantuan dalam acara
tersebut,” jelasnya.
Lanjutnya, kegiatan launching tersebut tak seharusnya dibuat
sebegitu besar sehingga memakan anggaran daerah yang cukup besar pula.
“Daerah lain sudah banyak yang menggunakan aplikasi seperti Binjai,
tapi mereka tidak pernah melakukan launching sampai besar-besaran dan
mubazir seperti di Binjai ini,”Ujarnya (RS1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar