RADARSUMATERA.COM/BINJAI
Tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polres Binjai melakukan pengecekan sekaligus olah tempat kejadian perkara di Diskotek Sky Garden, Dusun Tanjungpamah, Desa Sialang Paku, Kutalimbaru, Minggu (14/3) malam.
Ini dilakukan Korps Tri Brata pasca tewasnya seorang ibu rumah tangga berinisial RA alias Te yang diduga karena overdosis pil ekstasi.
Korban juga diketahui merupakan oknum istri Bripka EH, personel Batalyon A Pelopor Satuan Brimob Daerah Sumut. Olah TKP dipimpin Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu.
Tujuan olah TKP dimaksud untuk melengkapi berkas perkara korban yang berstatus ibu bhayangkari. Pelaksanaan olah TKP sempat mendapat reaksi dari penduduk sekitar.
Imbasnya, terjadi kerumunan massa. Namun setelah dijelaskan, akhirnya massa yang berkumpul satu persatu membubarkan diri. Begitupun, olah TKP yang dilakukan polisi berujung intimidasi kepada Dicky, wartawan dari media Online. Bahkan, Dicky diancam dibunuh oleh anggota yang diduga utusan dari Bos Sky Garden.Padahal, kedatangan Dicky untuk kepentingan peliputan.
"Awalnya biasa saja. Bahkan saya juga sempat ngobrol sama Tongat dan Samsul (pengelola diskotek) Saya tanya lagi, kenapa ketua? Enggak apa-apa jawab ketua itu," kata Dicky ketika dikonfirmasi , Senin (15/3).
Namun suasana berubah menjadi panas ketika dua oknum wartawan berinisial RG dan M muncul menemui pengelola diskotek. Dicky mendapat intimidasi hingga ancaman akan dibunuh.
Bahkan, dokumentasi yang ada di telepon selular Dicky juga digeledah oleh orang suruhan dari Bos Sky Garden. Kedua oknum wartawan yang diduga melindungi usaha ilegal ini, kata Dicky, sempat berujar kalau wartawan dilarang melakukan tugas peliputan.
Sejalan dengan ini, puluhan pria kemudian mendatangi Dicky dengan pernyataan lantang.
"Bapak wartawan ya? Kalau naikan berita bagus-bagus, nanti kami masukan ke parit mayat kau mau kau," ujar Dicky menirukan ucapan seorang pria berperawakan kecil dan rambut ikal seraya menarik kerah bajunya.
Ironisnya lagi, ancaman dan intimidasi yang diperoleh Dicky di hadapan personel. Karenanya, Dicky buru-buru meninggalkan olah TKP yang dilakukan polisi demi keselamatannya yang sudah terancam.
Sementara itu, Korban yang disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum, Kelurahan Rambung, Binjai Selatan. Menggegerkan masyarakat Kota Binjai.
Terlebih, lokasi korban yang awalnya kejang-kejang diduga karena OD hingga akhirnya tutup usia, merupakan lokalisasi paling aman dan nyaman untuk pengunjung. Aparat penegak hukum seakan buta melihat lokalisasi ilegal tersebut. Bukan RA saja yang menjadi korban. Anak di bawah umur pun acap kali menjadi korban diduga OD hingga aksi penganiayaan yang terjadi disinyalir akibat utang sabu. Kabar ini sudah berembus sampai ke Markas Besar Polri. Kapolda Sumut, Irjen Panca Simanjuntak yang baru saja menjabat langsung memberi atensi.
Karenanya, makam korban pun kemudian dibongkar. awak media coba melakukan konfirmasi kepada Wadir Reskrimum Poldasu, AKBP Faisal Napitupulu. Sayang, mantan Kapolres Asahan ini tak menjawab panggilan yang dilayangkan. Begitu juga dengan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Poldasu, Kombes Hadi Wahyudi.
Konfirmasi dilakukan untuk mengetahui tujuan pembongkaran makam tersebut.
"Silahkan cek ke Polda, kita sementara hanya sebatas backup," tukas Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Martuasah Tobing ketika dikonfirmasi. ( Rs1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar