RadarSumatera.com
Melihat realita yang terjadi pada saat ini di FKM Uinsu perlu menjadi perhatian seluruh civitas akademika mengenai permasalahan administratif di FKM serta kurikulum yang di jalankan oleh pihak prodi, Hal tersebut menjadi proses dilematis yang dirasakan mahasiswa FKM pada hari ini. Terlihat pada awal perkuliahan berlangsung banyak dari mahasiswa baru yang gagap dalam mencerna informasi sehingga terjadi simpang siur informasi sebab keterlambatan pihak yang bersangkutan dalam menyampaikan informasi, ini terjadi sepanjang awal perkuliahan berlangsung. Sehingga muncul pertanyaan “Tamat 4 tahun, Mungkinkah?”.
Ketidak sesuain dalam pengambilan mata kuliah dan penyusunan Kartu Rencana Study (KRS) yang tidak tertib administrasi, sehingga membuat keterlambatan dan terkendalanya proses berjalannya akademik. Melihat mahasiswa semester 8 yang sampai pada hari ini belum ada penjadwalan mengenai seminar proposal padahal tuntutan akademis pada semester 8 seharusnya sudah dapat selesai. Adanya arogansi prodi pada saat menyampaikan pembekalan Latitan Khusus Peminatan (LKP), hal ini menjadi bekas yang mendalam kepada mahasiswa, serta tidak adanya Memorandum of Understanding (MOU) yang jelas kepihak eksternal dan adanya kekosongan struktural di FKM (Kepala Laboraturium) sehingga ini harus menjadi perhatian khusus dari Rektor Uinsu.
Melihat pemasalahan yang merugikan pihak mahasiswa FKM Uinsu. Ahmad Fuadi Nasution sebagai Ketua Umum HMI Komisariat Pers. FKM Uinsu Menilai hal ini terjadi karena ketidaksigapan prodi dalam mengembah fungsi dan tugasnya sebagai fasilitator. Saya menduga semacam adanya pembiaran administrasi yang dilakukan pihak terkait atau memang adanya ketidakpahaman dari pihak prodi. Belum lagi tingginya UKT yang mencekik mahasiswa sehingga meresahkan pihak orang tua dan tuntutan untuk menyelesaikan perkuliahan.
Ini menjadi kekhawatiran 2 atau3 tahun kedepan sebab akan berimbas kepada generasi selanjutnya, sebelum semakin merunyamkan keadaan kedepan maka saya mengingatkan kepada pihak yang bersangkutan untuk segara melakukan perbaikan etos kerja baik secara administratif, kurikulim, maupun kebijakan-kebijakan lain yang menjadi akar masalah. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar