Langkat –
Miris. Sekolah di Kabupaten Langkat, tepatnya di SD Negeri 0576427 Adnin Tengah, Kecamatan Salapian, yang bahkan tidak memiliki fasilitas dasar bagi siswa-siswinya.
Setiap hari, anak-anak SD ini datang ke sekolah, bukan untuk duduk di meja kelas atau melihat bendera Merah Putih berkibar di halaman, tapi untuk belajar di atas tikar.
Sejak pagi, mereka duduk bersila, mendengarkan pelajaran tanpa fasilitas yang memadai.
Bukan karena kurangnya semangat belajar, namun karena kursi, meja, bahkan tiang bendera pun tak tersedia di sekolah mereka.
Sekolah ini seolah dibiarkan tanpa perhatian, meskipun letaknya di negeri yang kaya akan sumber daya.
Seorang guru yang tak ingin disebutkan namanya menceritakan bahwa sekolah mereka sudah bertahun-tahun dalam kondisi seperti ini.
"Anak-anak tetap datang ke sekolah, belajar meski hanya beralas tikar. Tentu saja ini tidak nyaman.
Kami sudah mengajukan permohonan bantuan fasilitas kepada pihak berwenang, tetapi belum ada tindak lanjut," ujar sang guru dengan nada prihatin.
Situasi ini semakin ironis ketika mengingat betapa besarnya anggaran pendidikan yang seharusnya dialokasikan untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak.
Namun, sayangnya, sering kali anggaran ini tak sepenuhnya sampai ke sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Berbagai kasus korupsi anggaran pendidikan menjadi sorotan, seolah mengabaikan kebutuhan anak-anak yang haus akan ilmu
Tantangan Mendidik di Tengah Keterbatasan
Bagi para siswa, belajar tanpa meja dan kursi bukanlah hal yang mudah. "Kadang kaki kami pegal karena terlalu lama bersila.
Kalau ada meja dan kursi, pasti kami bisa lebih nyaman belajar," ujar seorang siswa kelas empat dengan polosnya.
Namun, keterbatasan ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus datang ke sekolah.
Selain tiang bendera yang hilang, mereka juga harus menghadapi ruangan kelas yang kurang memadai.
Di musim hujan, ruang belajar mereka bocor sehingga tikar tempat mereka belajar pun basah.
Keterbatasan ini membuat mereka harus terus berpindah tempat untuk menghindari genangan air di kelas.
Harapan di Tengah Keterbatasan
Masyarakat Langkat berharap besar pada pemerintah dan para pemangku kebijakan untuk segera memperbaiki kondisi sekolah ini.
Anggaran pendidikan yang memadai serta pengelolaan yang jujur dan transparan sangat dibutuhkan agar tak ada lagi anak-anak yang harus belajar tanpa meja dan kursi, apalagi tanpa tiang bendera untuk menyaksikan Sang Merah Putih berkibar.
Kisah anak-anak di SD Negeri 0576427 Adnin Tengah Kecamatan Salapian adalah potret kecil dari kondisi pendidikan yang memprihatinkan di beberapa daerah di Indonesia.
Di tengah keterbatasan, anak-anak ini masih menunjukkan semangat yang tinggi untuk belajar.
Mereka menanti perubahan nyata dari para pemimpin dan pemangku kebijakan, agar pendidikan tak hanya menjadi janji dan formalitas, tetapi juga menjadi hak yang terwujud bagi setiap anak negeri.
Kapan janji perubahan bagi dunia pendidikan ini akan benar-benar diwujudkan?
Cerita memprihatinkan ini menyeruak ke publik saat debat kedua Pilkada Langkat yang berlangsung Senin, 11 November 2024, di Arya Duta Hotel.
Dalam debat tersebut, pasangan calon Bupati nomor urut 02, Iskandar-Adli Tama, menyoroti kondisi sekolah-sekolah yang jauh dari kata layak, seperti SD Negeri 0576427 Adnin Tengah di Kecamatan Salapian.
Iskandar dan Adli Tama mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap fasilitas pendidikan yang minim, di mana anak-anak terpaksa belajar tanpa meja, kursi, bahkan tiang bendera.
Menurut mereka, kondisi ini tidak hanya mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah, tetapi juga menunjukkan perlunya reformasi menyeluruh dalam pengelolaan anggaran pendidikan di Langkat.
"Kami berjanji, jika terpilih, prioritas utama kami adalah memastikan fasilitas pendidikan yang layak di seluruh sekolah di Langkat," ujar Adli Tama dengan tegas.
Pasangan ini menegaskan bahwa pendidikan berkualitas harus menjadi hak semua anak, bukan hanya mereka yang berada di wilayah tertentu atau beruntung mendapatkan perhatian lebih.
Iskandar dan Adli juga menggarisbawahi perlunya pengawasan ketat terhadap anggaran pendidikan, agar tidak ada lagi anak-anak yang harus belajar di atas tikar.
"Sudah saatnya Langkat berbenah dan memberikan yang terbaik untuk generasi masa depan kita," tambah Iskandar di tengah sorakan audiens yang mendukung visinya.(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar